Mitra Bangsa Online Kabupaten Bekasi – Pemerintah Kabupaten Bekasi saat ini sedang melakukan perbaikan Jalan Cikarang Bekasi Laut (CBL) di Kecamatan Cibitung. Karena jalan penghubung antar kecamatan tersebut amblas sehingga tidak bisa dilalui masyarakat.
Amblasnya Jalan CBL disebut-sebut karena kontur tanah yang labil, sehingga jalan tersebut seringkali rusak karena kondisi tanah yang mudah bergerak. Jalan rusak karena kontur tanah yang labil juga banyak ditemui di kecamatan lain di Kabupaten Bekasi.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, M Nuh mengatakan, sebelum melakukan pembangunan jalan seharusnya dinas terkait memahami kondisi lokasi yang akan dibangun jalan. Sehingga bisa diantisipasi dengan berbagai cara.
“Karena kan sudah sekian periode, sudah lama dan terprediksi bahwa memang itu akan begitu akan goyang, akan pecah, tentunya diharapkan semua spek bangunannya disesuaikan dengan kondisi yang ada,” katanya, Rabu (8/2/2023).
Pembangunan jalan yang sengaja dibuat asal-asalan tanpa melihat atau memahami kondisi lokasi bisa menimbulkan kecurigaan di masyarakat. Karena setiap tahun pemerintah daerah selalu mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan.
“Jadi mestinya dibikin yang kokoh supaya setahun lagi atau minimal satu periode tidak habis, tidak rusak, kemudian supaya (anggaran perbaikan jalan) bisa dialihkan ke yang lain. Nah ini kan kecurigaan-kecurigaan masyarakat. Wajar dong kalau masyarakat curiga karena kan itu pajak yang didapatkan dari masyarakat,” ungkapnya.
Cara lainnya ketika membangun jalan pada kontur tanah yang labil, lanjut Nuh, yakni tidak harus dibangun secara permanen. Tapi dibiarkan dilalui kendaraan agar kontur tanah padat selama beberapa tahap.
“Biarkan sekian tahap diinjak dulu atau dilewati kendaraan dulu supaya dia kokoh dipadatkan isitilahnya dirijit dulu dengan cara dibuatkan kerikil agak besar biar padat dulu,” katanya.
Selain dengan cara tersebut, pembangunan atau perbaikan jalan dengan kontur tanah labil juga bisa memanfaatkan ban bekas yang diisi batu kerikil. Sehingga ketika hujan, air akan meresap dan membuat tanah semakin padat.
“Ada teknologi yang bisa dilihat di Youtube yaitu menggunakan ban bekas. Ban bekas atasnya dipotong pinggirnya kemudian di tengahnya diisi dengan kerikil, jika ada goyang-goyang lagi bisa diperbaiki, taruh lagi krikil baru,” ujarnya.
“Jadi semakin diinjak-injak oleh kendaraan besar itu semakin kokoh, jadi padat dan bisa dibilang tidak terbuang, lain halnya jika diaspal atau dibeton pecah langsung terbuang. Menurut saya bgitu salah satu caranya,” lanjut Nuh.
Selain cara-cara tersebut, Nuh juga menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Bekasi secepatnya meluncurkan kendaraan operasional unit reaksi cepat untuk mengatasi kerusakan jalan. Sehingga ketika ada jalan rusak, tidak perlu lagi menunggu lelang proyek perbaikan jalan.
“Misalnya di mobil tersebut sudah ada bongkahan yang siap mengisi jalan bolong. Karena yang saya perhatikan jalan rusak menjadi besar karena didiamkan, padahal jika langsung ditambal mungkin tidak akan membesar dan tidak membahayakan masyarakat, makanya harus ada semacat unit reaksi cepat untuk perbaikan jalan,” tuturnya.
Politisi PKS ini juga meminta Inspektorat turun memantau langsung perbaikan jalan, terutama memastikan material yang digunakan berkualitas sehingga jalan tidak mudah rusak kembali.
“Pastikan bahan yang digunakan yang bagus supaya efektif dan daya pakainya jadi lama, durasinya lama, karena kalau yang tanggung-tanggung kan merugikan masyarakat ketika kemacetan terjadi karena ada perbaikan lagi-perbaikan lagi, ini kan merugikan masyarakat,” ungkapnya..ADV