MitraBangsa.Online Jakarta – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengungkapkan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) Indonesia stagnan alias mandek di tengah lonjakan konsumsi dalam negeri. Ketua GAPKI Eddy Martono merinci produksi sawit RI selama empat tahun terakhir mandek di kisaran 51 juta.
“Produksi empat tahun terakhir kecenderungan stagnan. Konsumsi justru terjadi kenaikan,” kata Eddy di Grand Hyatt Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (14/4). Ia merinci produksi sawit RI pada 2019 berada di angka 51,8 juta ton, kemudian turun ke 51,5 juta ton pada 2020. Tak kunjung baik, produksi minyak kelapa sawit Indonesia terus turun ke 51,3 juta ton pada 2021 dan 51,2 juta ton pada tahun lalu.
Di lain sisi, konsumsi minyak sawit Indonesia naik tajam dari 16,7 juta ton pada 2019 ke 17,3 juta ton di 2020. Kemudian, konsumsi sawit naik lagi ke 18,4 juta ton di 2021 sampai menyentuh 20,9 juta ton pada 2022.
“Saya meyakini 2023 akan terjadi kenaikan konsumsi karena ada mandatori B35 sampai naik 3 juta…Produksi CPO kita turun, konsumsi dalam negeri sedikit naik, ekspor sedikit turun, stok turun, nilai ekspor agak sedikit naik,” tutur Eddy.
Eddy menegaskan kunci utama peningkatan produksi CPO RI adalah program peremajaan sawit rakyat (PSR). Namun, meski PSR sudah bagus, ia memperkirakan kenaikan produksi sawit RI masih butuh waktu setidaknya sampai 3 tahun ke depan.
Selain meminta solusi ke pemerintah, Eddy menegaskan jangan sampai ekspor menjadi korban. Ia tak berharap devisa ekspor harus dikurangi karena kebutuhan dalam negeri yang meningkat.