MitraBangsa.Online – Harga minyak turun di awal perdagangan pasar Asia Senin ini setelah sebelumnya naik pada hari Jumat. Investor cenderung ‘wait and see’ dan melihat kemungkinan meluasnya konflik Israel-Hamas ke negara lain. Meluasnya konflik ditambah naiknya harga minyak global dapat memukul perekonomian global. Sementara itu, harga minyak Brent turun 0,4% menjadi US$ 90,53 per barel atau turun 36 sen. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 37 sen, atau 0,4%, menjadi US$ 87,32 per barel.
Dikutip dari Reuters, Senin (16/10/2023), Brent dan WTI naik hampir 6% pada Jumat lalu, tercatat sebagai kenaikan tertinggi sejak bulan April. Brent menunjukkan kenaikan mingguan sebesar 7,5% atau yang terbesar sejak Februari. Sementara WTI naik 5,9% dalam sepekan. Konflik tersebut memang berdampak kecil pada pasokan minyak dan gas global, sebab Israel bukanlah produsen besar. Namun investor dan pengamat terus mengkaji kemungkinan naiknya tensi konflik serta dampaknya terhadap pasokan minyak dari negara-negara di sekitarnya.
Di sisi lain Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk ‘menghancurkan Hamas’ dan menyiapkan operasi militer di jalur Gaza. Situasi memburuk di jalan-jalan Gaza yang sempit dan padat, dan jumlah korban meninggal dunia akibat serangan udara Israel terus meningkat. Jenazah disimpan di truk freezer es krim karena untuk memindahkannya ke rumah sakit terlalu berisiko. Sementara pemakaman sudah penuh.
Di tengah kekhawatiran akan meluasnya konflik, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melanjutkan turnya ke negara-negara Timur Tengah, berupaya mencegah eskalasi dan menjamin pembebasan 155 sandera yang menurut Israel dibawa kembali oleh Hamas ke Gaza.