MitraBangsa.Online – Keluarga siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Tambun Selatan, Bekasi, berinisial F yang diamputasi diduga akibat bullying atau perundungan merasa kecewa dengan sikap pihak sekolah.
Kuasa Hukum F, Mila Cheah, menyayangkan pernyataan guru hingga kepala sekolah yang menyebut peristiwa yang dialami korban adalah hal biasa. Ia berkata pihak sekolah meminta peristiwa itu tak dibesar-besarkan karena dianggap hanya gurauan antarsiswa.
“Saya sebagai kuasa hukum dan perwakilan keluarga sangat merasa kecewa melihat tayangan di media saat guru, wali kelas, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah diwawancara dan mereka menyampaikan ini adalah hal biasa, ini hanya candaan anak-anak kecil, ini bukan hal besar jadi tidak perlu dipermasalahkan,” kata Mila, Rabu (1/11) malam.
Mila mengatakan pihak sekolah sempat menggelar mediasi antara ibu F, Diana, dengan keluarga terduga pelaku. Mediasi itu dilakukan saat kaki F didiagnosis infeksi akibat ‘di-sleding’ atau dijegal salah satu temannya. Namun, sekolah tak mau bertanggung jawab karena peristiwa tersebut terjadi saat jam istirahat. “Yang menyakitkan itu menyampaikan bahwa ini sebenarnya bukan tanggung jawab sekolahan karena itu terjadi di jam istirahat,” ucap dia.
F kemudian didiagnosis kanker tulang. Diana kembali menyambangi pihak sekolah dan meminta agar dilakukan mediasi dengan keluarga terduga pelaku. “Tapi mediasi berkali-kali deadlock. Tidak ada titik temu,” ujarnya.
Mila menyebut keluarga terduga pelaku hanya menyanggupi memberikan Rp200 ribu untuk pengobatan F selama 10 kali. Padahal, biaya yang telah dikeluarkan untuk pengobatan F sangat banyak. “Menganggap remeh karena pakai BPJS. ‘Ya, sudah tinggal operasi saja’. Segampang itu jawaban dari orang tua diduga pelaku. Kok enggak ada empati,” kata Mila.
“Dan menyampaikan, ‘saya ini orang medis dan keluarga saya orang hukum. Kalau mau diproses hukum ya sudah tinggal pakai pengacara’. Bilangnya seperti itu,” sambungnya.
Mila mengatakan keluarga terduga pelaku meragukan hasil laboratorium beberapa rumah sakit besar yang mendiagnosis F mengalami kanker tulang. Bahkan, menurutnya, hingga kini tak ada permintaan maaf dari keluarga terduga pelaku terhadap F. “Karena tidak ada titik temu sama sekali akhirnya tidak ada komunikasi lagi. Dari pihak sekolah pun tidak ada empati sama sekali,” ucap Mila.
“Belum ada permintaan maaf sama sekali,” imbuhnya.
Diberitakan, F diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan teman-temannya di sekolah di Tambun Selatan, Bekasi. Akibat perundungan yang terjadi pada Februari 2023 itu, kaki F mengalami cedera dan infeksi. Kondisi kaki F kemudian semakin memburuk dan harus dibawa ke rumah sakit. Sejumlah dokter dari rumah sakit yang berbeda mendiagnosis F mengalami kanker tulang dan kaki kirinya harus diamputasi.