MitraBangsa.Online – Tersangka Sutiawan Orocomna, anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terlibat dalam pembunuhan keji terhadap empat pekerja jalan di Bintuni, Papua Barat, akhirnya terungkap. Wajahnya kini menjadi sorotan publik setelah kepolisian merilis identitasnya sebagai pelaku utama dalam serangan brutal yang mengguncang wilayah Teluk Bintuni pada bulan ini.
Peristiwa tragis ini terjadi ketika empat pekerja yang tengah membangun jalan di Distrik Moskona Utara diserang secara tiba-tiba oleh kelompok bersenjata yang diduga kuat berasal dari KKB. Keempat pekerja tersebut dilaporkan tewas seketika di tempat kejadian setelah mengalami kekerasan yang brutal dan kejam. Serangan ini menambah daftar panjang aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB di wilayah Papua yang mengancam pembangunan infrastruktur dan keselamatan warga sipil.
Kronologi Pembunuhan
Menurut laporan resmi yang dikeluarkan oleh pihak kepolisian, penyerangan tersebut terjadi pada sore hari, saat para pekerja sedang menjalankan tugas mereka di lokasi pembangunan jalan. Kelompok KKB yang dipimpin oleh Sutiawan Orocomna tiba-tiba menyerang tanpa peringatan, menggunakan senjata tajam dan api. Keempat korban tewas akibat luka-luka yang serius.
Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Tornagogo Sihombing, menyatakan bahwa serangan ini adalah tindakan keji yang bertujuan untuk menggagalkan proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah di wilayah terpencil Papua. “KKB terus berupaya merusak stabilitas keamanan di wilayah ini, tetapi kami berkomitmen untuk menangkap semua pelaku dan membawa mereka ke pengadilan,” tegasnya.
Profil Sutiawan Orocomna
Sutiawan Orocomna dikenal sebagai salah satu anggota KKB yang sering terlibat dalam aksi teror di wilayah Papua Barat. Sebelumnya, ia terlibat dalam sejumlah serangan terhadap proyek-proyek pembangunan, termasuk pembakaran alat berat dan penyerangan terhadap pekerja sipil. Ia disebut memiliki peran penting dalam kepemimpinan kelompok bersenjata tersebut dan dikenal sebagai sosok yang kejam dalam setiap aksinya.
Pihak kepolisian juga telah mengidentifikasi lokasi persembunyian Orocomna dan sedang melakukan pengejaran intensif. Aparat gabungan TNI-Polri kini tengah memperketat pengamanan di sekitar Teluk Bintuni dan daerah sekitarnya untuk mencegah serangan lanjutan dari KKB.
Reaksi Pemerintah dan Masyarakat
Insiden ini memicu kemarahan dari berbagai pihak, terutama di kalangan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, menyatakan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan mengecam keras aksi kekerasan yang dilakukan oleh KKB. “Ini adalah tindakan biadab yang tidak hanya menghentikan pembangunan di wilayah kami, tetapi juga menghancurkan kehidupan banyak orang. Kami meminta aparat untuk bertindak tegas dalam menangkap pelaku dan memulihkan keamanan,” ujar Kasihiw.
Masyarakat Papua Barat juga menyerukan agar pemerintah pusat lebih serius dalam menangani gangguan keamanan dari KKB dan memperkuat program-program pembangunan yang dapat memperbaiki kondisi sosial-ekonomi di daerah tersebut.
Upaya Pengamanan dan Penegakan Hukum
Sejak peristiwa ini terjadi, aparat gabungan TNI-Polri telah meningkatkan operasi pengejaran terhadap anggota KKB di wilayah pegunungan Papua Barat, termasuk Distrik Moskona Utara. Kepala Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Roycke Harry Langie, menegaskan bahwa mereka akan terus berupaya mengendalikan situasi keamanan dan memastikan bahwa proyek-proyek infrastruktur yang vital bagi pembangunan Papua Barat dapat terus berjalan tanpa gangguan dari kelompok bersenjata.
“Operasi pencarian Sutiawan Orocomna dan anggota KKB lainnya akan terus dilakukan sampai mereka semua tertangkap. Kami tidak akan mundur dari tugas kami untuk menjaga stabilitas dan keamanan di Papua,” kata Roycke.
Penutup
Kekerasan yang dilakukan oleh KKB di Papua terus menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat, namun pemerintah dan aparat penegak hukum berkomitmen untuk memulihkan keamanan dan melanjutkan pembangunan di wilayah tersebut. Pembunuhan terhadap empat pekerja jalan di Bintuni menjadi peringatan serius bahwa ancaman KKB masih nyata, tetapi upaya penegakan hukum tidak akan berhenti sampai kedamaian kembali tercapai di Papua.