MitraBangsa.Online Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan lonjakan signifikan dalam volume impor pangan Indonesia pada periode Januari hingga Maret 2025. Total impor komoditas pangan tercatat mencapai 13.629 ton, meningkat drastis sebesar 155% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 9.693 ton.
Komoditas pangan yang diimpor mencakup berbagai jenis seperti susu, cabai, beras, kedelai, daging sapi, telur, hingga bawang merah. India menjadi negara asal impor terbanyak dengan total 10.072 ton, disusul oleh China 3.555 ton, Malaysia 3 ton, Jepang 9 kilogram (kg), dan negara lainnya sebanyak 306 kg.
Impor Bawang Merah dan Susu Naik
Salah satu sorotan utama adalah impor bawang merah, yang pada periode Januari-Maret 2025 tercatat sebanyak 1.011 ton. Jumlah ini cukup mengejutkan mengingat pada periode yang sama tahun lalu Indonesia tidak melakukan impor bawang merah. Negara asal impor bawang merah antara lain India, China, dan Thailand.
Selain itu, impor susu juga mengalami peningkatan. Volume impor susu sepanjang kuartal pertama tahun ini mencapai 79.713 ton, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 78.899 ton. Selandia Baru menjadi pemasok utama dengan 50.464 ton, disusul Australia (10.245 ton), Amerika Serikat (5.295 ton), Malaysia (4.707 ton), Belgia (5.646 ton), dan negara lainnya sebanyak 3.353 ton.
Impor Gandum, Kedelai, dan Jagung
Di sisi lain, impor gandum dan meslin mengalami penurunan signifikan dari 3.614.051 ton menjadi 2.666.946 ton. Negara pemasok utama antara lain Australia, Argentina, Kanada, Brasil, dan Amerika Serikat.
Untuk kedelai, total impor tercatat 652.525 ton, sedikit menurun dibanding tahun lalu yang mencapai 678.227 ton. Negara asal kedelai yang diimpor meliputi AS, Kanada, Bolivia, Malaysia, Jepang, dan beberapa lainnya.
Sedangkan impor jagung pada kuartal ini mencapai 196.402 ton, juga mengalami penurunan dibanding tahun lalu sebesar 238.320 ton. Jagung diimpor dari negara seperti Argentina, AS, Thailand, Brasil, Malaysia, dan lainnya.
Impor Gula, Telur, dan Daging Lembu
Impor gula juga tercatat turun, dari 1,22 juta ton tahun lalu menjadi 760.477 ton tahun ini. Bawang putih juga mengalami penurunan dari 67.222 ton menjadi 40.738 ton.
Sementara itu, impor telur unggas justru naik, yakni dari 406 ton tahun lalu menjadi 599 ton pada Januari-Maret 2025. Negara asal impor telur ini termasuk India, Jerman, dan AS.
Impor lembu hidup seluruhnya berasal dari Australia, sebanyak 31.744 ton. Adapun impor daging lembu juga melonjak tajam dari 11.945 ton menjadi 31.723 ton. Negara pemasok daging lembu meliputi Australia, Jepang, Amerika Serikat, Selandia Baru, India, dan negara lain.
Impor Beras Turun
Berbeda dengan komoditas lainnya, impor beras pada kuartal pertama tahun ini justru mengalami penurunan. Total beras yang diimpor mencapai 112.123 ton, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Negara asal beras terbanyak adalah Vietnam (25.050 ton), Thailand (25.044 ton), diikuti Myanmar (17.860 ton), Pakistan (17.376 ton), serta Singapura (233 kg), dan negara lainnya sebanyak 26.793 ton.
Kesimpulan
Kenaikan tajam impor pangan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi sektor pertanian dan produksi pangan dalam negeri. Lonjakan impor dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi iklim, gangguan distribusi, hingga permintaan yang meningkat. Pemerintah diharapkan dapat segera mengambil langkah strategis untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan luar negeri.