Serangan Rudal Iran Guncang Pangkalan Militer AS di Qatar, Trump Sebut Tidak Signifikan

Serangan Rudal Iran Guncang Pangkalan Militer AS

Jakarta MitraBangsa.Online – Sebanyak 19 rudal balistik dilaporkan menghantam Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, fasilitas militer terbesar milik Amerika Serikat (AS) di kawasan Timur Tengah, pada Senin tengah malam waktu setempat. Pangkalan strategis ini menjadi markas Pusat Operasi Udara Gabungan serta Sayap Ekspedisi Udara ke-379, yang memegang kendali atas misi-misi udara di seluruh kawasan.

Presiden AS Donald Trump memberikan respons cepat atas insiden ini. Dalam pernyataannya, ia menyebut serangan Iran tersebut sebagai aksi “lemah” dan tidak menimbulkan kerugian fatal. Menurut Trump, dari total 14 rudal versi laporan militer AS, 13 berhasil dihancurkan di udara, sementara satu lainnya dibiarkan jatuh karena tidak dianggap berbahaya.

“Itu respons yang sangat lemah,” ujar Trump, seperti dilansir Selasa (24/6/2025).

Pejabat tinggi militer Qatar, Mayor Jenderal Shayeq Al Hajri, mengonfirmasi bahwa sebanyak 19 rudal telah diluncurkan oleh Iran ke arah pangkalan, namun sebagian besar berhasil dicegat sistem pertahanan udara Qatar. Tidak ada laporan korban jiwa sejauh ini.

Serangan ini merupakan balasan Iran terhadap operasi militer AS yang sebelumnya menghantam tiga fasilitas nuklir utama milik Iran, yakni di Fordow, Natanz, dan Isfahan, pada Minggu dini hari waktu Indonesia Barat. Aksi militer AS ini sekaligus memperlihatkan keterlibatannya dalam konflik bersenjata antara Israel dan Iran, yang memanas sejak 13 Juni lalu.

Meskipun menganggap serangan balasan Iran tak berarti, Trump menyatakan bahwa kedua pihak—Israel dan Iran—telah menyetujui gencatan senjata penuh. Dalam unggahannya di platform Truth Social, Trump menyebutkan bahwa proses gencatan senjata bertahap selama 24 jam akan dimulai pada tengah malam waktu timur AS.

“Langkah ini memberikan waktu enam jam bagi kedua negara untuk menghentikan dan menyelesaikan operasi militer mereka yang tersisa,” tulis Trump.

Trump juga mengklaim bahwa kesepakatan ini akan menjadi penanda berakhirnya konflik terbuka antara Iran dan Israel. Namun demikian, hingga kini belum ada tanggapan resmi dari pihak Iran maupun Israel. Militer Israel enggan memberikan komentar, sementara kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menanggapi permintaan konfirmasi. Perwakilan Iran di PBB juga menolak memberikan keterangan.

Sementara itu, pemerintah Qatar mengecam keras tindakan militer Iran tersebut. Serangan ke wilayah udara dan teritorial Qatar disebut sebagai bentuk pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan nasional. Qatar memastikan bahwa hampir seluruh rudal berhasil diintersepsi, meski satu rudal dikabarkan berhasil mencapai kawasan sekitar pangkalan, tanpa informasi rinci mengenai dampaknya.

Dari pihak Iran, pernyataan resmi menyebutkan bahwa jumlah rudal yang ditembakkan setara dengan total bom yang dijatuhkan oleh militer AS di fasilitas nuklir Iran sebelumnya. Iran juga menekankan bahwa sasaran mereka berada di area yang jauh dari pemukiman warga sipil, mengisyaratkan niat mereka untuk menghindari eskalasi yang lebih luas.

Serangan ini menandai titik kritis dalam konflik geopolitik Timur Tengah, dengan implikasi besar terhadap keamanan regional dan dinamika hubungan internasional antara negara-negara besar dunia.

Penayang: MitraBangsa.Online
Redaktur: Lilis Meidawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *