MitraNangsa.Online – Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan peringatan tegas kepada pemerintah Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa Iran akan memberikan respons keras jika Washington melanjutkan agresinya, termasuk dengan menargetkan markas militer AS lainnya di kawasan Timur Tengah.
Dalam pidato publik pertamanya yang disiarkan melalui televisi sejak tercapainya kesepakatan gencatan senjata pasca-konflik berdarah 12 hari antara Iran dan Israel, Khamenei menyebutkan bahwa Iran telah memberikan pukulan telak kepada Amerika.
“Republik Islam telah menampar wajah Amerika. Iran telah meluncurkan serangan ke salah satu basis militer utama AS di kawasan,” ujar Khamenei, dikutip dalam siaran televisi nasional.
Mengutip laporan majalah Time, pada hari Senin (23 Juni 2026), Iran meluncurkan 19 rudal balistik ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar—fasilitas militer utama AS di kawasan Teluk—sebagai bentuk pembalasan atas serangan udara Amerika terhadap tiga lokasi penting yang berkaitan dengan program nuklir Iran.
Dari 19 rudal yang diluncurkan, hanya satu yang berhasil lolos dari sistem pertahanan udara. Tidak ada laporan korban luka dari pihak militer Amerika maupun Qatar.
“Aksi semacam ini bisa saja terjadi kembali di masa depan. Bila terjadi serangan lebih lanjut, pihak musuh akan menanggung konsekuensinya yang besar,” tegas Ayatollah Khamenei.
Ia menambahkan bahwa Iran telah mengidentifikasi dan memiliki akses terhadap instalasi strategis milik AS yang tersebar di wilayah tersebut.
Menanggapi serangan itu, Presiden Donald Trump mengklaim bahwa Amerika telah melumpuhkan infrastruktur nuklir utama Iran. Namun demikian, laporan intelijen AS yang bocor ke publik mengindikasikan bahwa kerusakan yang terjadi mungkin tidak sebesar yang diumumkan oleh Gedung Putih.
Direktur CIA, John Ratcliffe, menyatakan pada Rabu bahwa situs-situs tersebut memang mengalami kerusakan signifikan, meskipun tidak sepenuhnya sesuai dengan deskripsi Presiden.
Ayatollah Khamenei turut mengecam unggahan Presiden Trump di media sosial TruthSocial pada 17 Juni yang menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat. Khamenei menyebut tuntutan tersebut sebagai sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima.