Kab,Bekasi MitraBangsa.Online – Program normalisasi sungai yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi belum memberikan solusi tuntas dalam mengatasi banjir di wilayah tersebut.
Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, mengakui bahwa langkah normalisasi yang tengah berlangsung belum memberikan hasil signifikan dalam penanggulangan banjir.
“Memang benar, dari 120 titik normalisasi, belum semuanya dapat kami kerjakan,” ujar Ade pada Rabu (9/7).
Data dari BPBD Kabupaten Bekasi pada Selasa (8/7) pukul 17.00 WIB mencatat banjir telah kembali merendam 29 desa yang tersebar di 16 kecamatan. Penyebab banjir adalah luapan air dari beberapa sungai, antara lain Kali Bekasi, Kali Cikarang, Kali Cilemahabang, Kali Ulu, serta saluran irigasi.
Menurut Ade, banjir paling banyak terjadi di kawasan perumahan. Namun kenyataannya, permukiman warga juga terdampak seperti di Kampung Babakan, Kecamatan Tambun Utara, Kampung Kali Ulu, dan Kampung Cibeber, Kecamatan Cikarang Utara, serta beberapa lokasi lainnya. Alih fungsi lahan dari area persawahan dan daerah resapan menjadi perumahan serta ruko menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi banjir.
“Kami sebagai pemerintah tidak menyalahkan satu pihak, tetapi berkomitmen menjadi garda terdepan untuk menanggulangi banjir,” tambahnya.
Saat ditanya soal kondisi banjir di Kecamatan Tambun Utara dan Babelan, Ade menyebut ketinggian air mulai berkurang. Meski demikian, banjir masih menggenangi Jalan Raya Pisangan sepanjang lebih dari 2 kilometer dan Jalan Raya Kebalen yang memutus akses warga menuju Kota Bekasi. Ketinggian air mencapai lebih dari 120 sentimeter.
Beberapa permukiman sekitar Kali Gabus, seperti Desa Srimukti dan Desa Sriamur, juga masih terdampak meski tidak tercatat dalam data resmi BPBD.
“Tapi di Kali Gabus, sungai yang sudah kami normalisasi dan bangunannya kami tertibkan, terjadi penurunan luapan air, sehingga banjir mulai berkurang,” jelas Ade.
Selain itu, banjir yang berulang di Perumahan Artera Hill yang sudah terjadi enam kali dalam setahun terakhir menjadi perhatian khusus. Ade menyatakan sedang mengevaluasi perizinan di kawasan tersebut. Perumahan subsidi ini kembali terendam banjir setinggi 250 sentimeter pada Senin (7/7) dan baru surut pada Selasa (8/7) sore.
“Saya tengah membahas hal tersebut. Tapi karena rumah yang sudah dihuni oleh keluarga, perubahan perizinan tentu tidak bisa langsung dilakukan. Kita akan lihat langkah selanjutnya,” pungkasnya.//***ADV