Pabuaran, MitraBangsa.Online – Sebuah insiden tragis menggemparkan warga Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, setelah seorang penjaga gerai BRILink ditemukan tewas dengan luka parah di bagian kepala. Pelaku diduga menggunakan alat pemecah es sebagai senjata dalam aksi pembunuhan yang disinyalir berlatar belakang kriminal.
Korban, yang sehari-hari dikenal warga sebagai sosok ramah dan kerap membantu memfasilitasi transaksi perbankan warga melalui layanan BRILink, ditemukan tidak bernyawa di dalam lokasi tempat usahanya pada Senin pagi (tanggal disesuaikan). Warga sekitar yang curiga karena tempat usaha belum buka sejak pagi kemudian mendobrak masuk dan menemukan tubuh korban bersimbah darah.
Polisi: Alat Pemecah Es Digunakan Sebagai Senjata Mematikan
Kapolsek Pabuaran, IPTU Dedi Suryana, membenarkan bahwa tersangka telah diamankan beberapa jam setelah kejadian. Dari hasil penyelidikan awal, pelaku nekat melakukan aksinya karena motif ekonomi.
“Pelaku menggunakan alat pemecah es untuk memukul kepala korban. Senjata tersebut sudah kami amankan sebagai barang bukti,” ujar IPTU Dedi kepada MitraBangsa.Online, Selasa (tanggal disesuaikan). “Kami juga sedang mendalami apakah ada keterlibatan pihak lain.”
Keamanan Gerai Layanan Keuangan Non-Bank Jadi Sorotan
Peristiwa ini kembali menyoroti isu keamanan operasional gerai BRILink, yang belakangan semakin marak digunakan masyarakat untuk akses transaksi digital, penarikan tunai, hingga pembayaran tagihan. Sayangnya, tak sedikit gerai BRILink beroperasi tanpa pengamanan memadai, baik dari segi lokasi, sistem CCTV, maupun keamanan petugas.
“Kasus ini menyadarkan kita bahwa agen BRILink adalah sasaran empuk kejahatan karena sering menyimpan uang tunai dalam jumlah tertentu. Perlu adanya perlindungan lebih dari pihak terkait,” ujar Bambang Hidayat, pengamat keamanan siber dan perbankan.
Warga Berduka dan Tuntut Keadilan
Kematian korban meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Salah satu warga, Ibu Yuni (45), mengatakan bahwa korban adalah sosok dermawan dan sering membantu warga dalam bertransaksi tanpa banyak syarat.
“Beliau orangnya baik, enggak pernah neko-neko. Kami sangat kehilangan dan berharap pelaku dihukum seberat-beratnya,” ujarnya saat ditemui di rumah duka.
Pihak Keluarga Minta Perlindungan untuk Agen BRILink Lainnya
Pihak keluarga korban berharap tragedi ini menjadi perhatian serius, terutama bagi pihak bank maupun regulator. Mereka meminta agar pengamanan untuk para agen BRILink ditingkatkan, mengingat peran mereka sangat penting dalam menjangkau layanan keuangan hingga pelosok desa.
“Saya tidak ingin ada korban berikutnya. Petugas BRILink juga harus dilindungi,” ujar kakak korban, dalam pernyataan resmi keluarga.
MitraBangsa.Online akan terus mengikuti perkembangan kasus ini dan memberikan informasi terbaru dari pihak berwenang.