Tragis! Seorang Ibu Di Bengkalis Tewas Dibunuh Suami, Anak 12 Tahun Kini Dalam Pendampingan Pemerintah

  • Bagikan

MitraBangsa.Online Bengkalis – Peristiwa tragis mengguncang warga Desa Bantan Tengah, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Susilawati (34), seorang ibu rumah tangga, tewas dibunuh secara sadis oleh suaminya sendiri, Nali (37), pada Minggu petang, 13 April 2025. Ironisnya, pasangan ini meninggalkan seorang anak perempuan berusia 12 tahun yang kini harus menjalani kehidupan tanpa kedua orang tuanya.

Anak semata wayang dari pasangan tersebut saat ini tinggal bersama keluarga dari pihak ibu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) langsung turun tangan memberikan pendampingan terhadap anak korban. Langkah ini sebagai bentuk kepedulian dan perlindungan terhadap anak yang menjadi saksi dan terdampak langsung atas peristiwa kekerasan dalam rumah tangga tersebut.

“Pendampingan yang kita lakukan adalah mendampingi anak korban yang menjadi saksi dalam proses pemeriksaan di Polres Bengkalis,” ujar Kepala Dinas PPA, Emilda Susanti, pada Kamis (17/4/2025).

Emilda menambahkan bahwa pihaknya juga telah melakukan kunjungan langsung ke kediaman korban untuk melihat kondisi anak dan keluarga secara keseluruhan. Menurutnya, selain pendampingan saat pemeriksaan, DPPA juga memberikan dukungan pemulihan mental melalui bantuan psikolog.

“Kita sudah berkunjung ke rumah korban. Begitu mendapatkan informasi tentang kasus ini, kita langsung turun ke lapangan. Selain mendampingi saat pemeriksaan, kita juga melakukan asesmen kondisi psikologis anak bersama tenaga profesional. Nanti setelah ada sesi bersama psikolog, kita akan tahu lebih dalam kondisi psikologis anak tersebut,” terang Emilda.

Sementara itu, berdasarkan keterangan Kanit Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Bengkalis, IPDA Keinard Akbar Khan, pembunuhan berawal dari pertengkaran dalam rumah tangga yang dipicu persoalan ekonomi dan kecemburuan.

“Dari pengakuan pelaku, awal mula pertengkaran dipicu oleh keputusan pelaku yang menggadaikan ponsel miliknya beberapa hari sebelumnya. Ketika hendak menggadaikan ponsel milik istrinya, Susilawati tidak mengizinkan. Namun pelaku tetap melakukannya dan hal itu membuat korban marah,” jelas Keinard.

Cekcok antara keduanya pun tak terhindarkan. Pelaku mulai menaruh kecurigaan dan menduga korban menjalin hubungan dengan pria lain. Situasi semakin memanas ketika korban meminta cerai. Meski sempat mereda, pertengkaran kembali terjadi saat pelaku meminta dibuatkan kopi dan korban menolak sambil berkata agar pelaku membuat kopi sendiri.

“Korban kembali menyatakan ingin bercerai. Pelaku yang mengaku emosi mendengar ucapan itu, lantas mengambil kapak dari dapur dan langsung menyerang korban,” ungkap Keinard.

Menurut hasil penyelidikan, pelaku membacok leher korban dengan kapak sebanyak dua kali, yang menyebabkan korban meninggal dunia di tempat kejadian. Peristiwa tragis tersebut terjadi di rumah mereka yang terletak di Jalan Gajahmada, Desa Bantan Tengah.

Hingga saat ini, pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian dan akan menjalani proses hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sementara itu, anak korban akan terus mendapatkan pendampingan intensif dari DPPA Bengkalis guna memastikan kondisi mental dan emosionalnya dapat pulih secara bertahap.

  • Bagikan