Herang, Pria Pembunuh Ibu Kandung di Sukabumi, Meninggal Dunia di Kantor Desa

banner 120x600
banner 468x60

Sukabumi, MitraBangsa.News — Herang, pria yang sempat menghebohkan publik usai membunuh ibu kandungnya dengan garpu tanah pada Mei 2024 lalu, dikabarkan meninggal dunia. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Senin pagi (16/6/2025), sekitar pukul 09.45 WIB, di Kantor Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi.

Kabar meninggalnya Herang menutup babak kelam dari sebuah tragedi keluarga yang pernah mengguncang Sukabumi. Herang sebelumnya tidak pernah disidangkan karena dinyatakan sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Namun, menurut keterangan aparat desa, kondisinya sempat membaik usai menjalani rehabilitasi mental.

banner 325x300

Pernah Direhabilitasi di Pesantren

“Dulu setelah kejadian, Herang dibawa ke Pesantren Panarosan Sukabumi untuk menjalani pemulihan. Alhamdulillah, secara mental dia sempat kembali normal seperti biasa,” ungkap Yunus Adrianto, pegawai Desa Sekarsari saat ditemui pada Selasa (17/6/2025).

Namun, di tengah pemulihan tersebut, kondisi fisiknya justru memburuk. Herang diketahui mengidap paru-paru basah dan sempat dirawat di RSUD Jampang Kulon. Karena tak memiliki keluarga yang menemaninya, ia akhirnya dipulangkan dan dirawat di Kantor Desa Sekarsari secara bergiliran oleh aparatur desa dan petugas kesehatan Puskesmas Kalibunder.

“Dirawat seadanya di kantor desa. Makan dibantu dari keluarga, pemdes, dan tenaga kesehatan. Kondisinya terus dipantau setiap hari,” kata Yunus.

Herang menjalani perawatan selama empat hari di rumah sakit, kemudian empat hari berikutnya di kantor desa hingga akhirnya meninggal dunia.

Kilas Balik Kasus Sadis Mei 2024

Kasus Herang pertama kali mencuat ke publik pada pertengahan Mei 2024, saat warga Desa Sekarsari dikejutkan oleh penemuan jasad Inas (45) — ibu kandung Herang — di dalam kamar rumahnya di Kampung Cilandak. Tubuh korban ditemukan bersimbah darah, dengan luka tusuk di wajah, leher, dan dada. Senjata yang digunakan pelaku adalah garpu tanah bermata empat.

Menurut saksi, setelah melakukan pembunuhan, Herang sempat melamun di depan rumah semalaman. Keesokan paginya, ia datang ke rumah tetangganya dengan pakaian penuh darah dan mengaku baru saja membunuh ibunya.

“Dia datang ke tetangga, menyerahkan uang, lalu bilang ‘saya habis bunuh ibu saya’, bahkan minta tolong agar dirinya dibunuh,” kata H. Deris, tokoh masyarakat setempat, kala itu.

Herang lalu diamankan polisi sekitar pukul 08.00 WIB. Meski sempat muncul spekulasi bahwa aksi pembunuhan dilatarbelakangi masalah pembelian sepeda motor, namun penyidik menyatakan motif utamanya adalah kemarahan personal kepada ibunya, bukan karena faktor materi.

“Hasil penyelidikan tidak menguatkan soal permintaan motor. Pelaku hanya mengaku kesal,” tegas AKP Ali Jupri, Kasat Reskrim Polres Sukabumi saat itu.

Tak Disidangkan karena Gangguan Jiwa

Pemeriksaan medis menyimpulkan bahwa Herang mengalami gangguan kejiwaan. Akibatnya, proses hukum tak dilanjutkan ke pengadilan. Ia kemudian menjalani perawatan dan pendidikan di pesantren sebelum dikembalikan ke desa.

Meninggalnya Herang sekaligus menutup kasus yang sempat menjadi perhatian luas. Pemerintah desa berharap kisah tragis ini menjadi pembelajaran untuk lebih memperhatikan kesehatan mental di masyarakat.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *