Kepala Suku Tegaskan Tolak Tanam Sawit di Pulau Enggano Demi Kelestarian Adat

  • Bagikan
Foto Masyarakat Enggano Saat Rapat Terkait Penolakan Penanaman Sawit dI Enggano

MitraBangsa.Online, Bengkulu — Puluhan warga yang tergabung dalam kelompok pendukung penanaman sawit di Pulau Enggano menggelar aksi demonstrasi untuk mendesak pemerintah agar membuka izin perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut. Mereka membawa spanduk bertuliskan “Sawit untuk Kemakmuran Pulau Enggano” dan “Ijinkan Sawit di Pulau Enggano”, dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian lokal dan membuka lapangan kerja.

Namun, aspirasi tersebut langsung mendapat penolakan tegas dari Kepala Suku Enggano, Milson Kaitora, yang dikenal sebagai Pak Buki. Dalam pernyataannya, Pak Buki menegaskan bahwa penanaman sawit di Pulau Enggano berpotensi merusak lingkungan hidup dan mengancam keberlangsungan masyarakat adat yang telah menjaga ekosistem pulau secara turun-temurun.

“Kami tidak akan membiarkan Pulau Enggano menjadi korban kerusakan lingkungan akibat penanaman sawit,” tegas Pak Buki. “Kami akan terus menjaga kelestarian alam untuk generasi yang akan datang.”

Pak Buki juga meminta Gubernur Bengkulu untuk segera mengeluarkan surat keputusan resmi yang menolak rencana penanaman sawit di Pulau Enggano. Menurutnya, keputusan tersebut penting untuk melindungi hak masyarakat adat dan mencegah eksploitasi yang tidak berkelanjutan.

“Jika sawit tetap ditanam, masyarakat adat akan menolak dan bahkan memusnahkan tanaman tersebut,” ujarnya.

Pulau Enggano dikenal sebagai wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi dan sistem adat yang masih kuat. Penolakan masyarakat adat terhadap sawit bukan semata soal ekonomi, tetapi menyangkut identitas, ruang hidup, dan keberlanjutan ekologi.

MitraBangsa.Online akan terus memantau perkembangan isu ini dan membuka ruang dialog bagi semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat adat, dan kelompok pendukung sawit, agar solusi yang diambil tidak mengorbankan hak dan masa depan generasi Enggano.//**Mucklis

  • Bagikan