MitraBangsa.Online, Jakarta — Pemerintah Republik Indonesia mencatat sejumlah capaian strategis dalam memperkuat ketahanan pangan nasional sepanjang satu tahun terakhir. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan fondasi utama dalam menjaga kemandirian dan kemakmuran bangsa.
“Di era kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming, berbagai terobosan terus dilakukan untuk memperkuat sektor pangan. Tujuannya agar ketahanan bangsa semakin kokoh, meningkatkan kesejahteraan petani dan kualitas UMKM,” tulis Purbaya dalam unggahan Instagram @menkeuri.
Produksi Beras Nasional Naik, Cadangan Pangan Terjaga
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, produksi beras nasional mencapai 33,2 juta ton, sementara cadangan beras nasional berada di angka 4,2 juta ton. Pemerintah juga menyalurkan bantuan pangan non-tunai kepada 18,3 juta keluarga sebagai bagian dari upaya menjaga daya beli masyarakat.
Untuk menjaga stabilitas harga gabah, pemerintah menetapkan harga serap gabah sebesar Rp6.500 per kilogram. Subsidi pupuk juga disalurkan kepada 14,91 juta petani di seluruh Indonesia guna mendukung produktivitas sektor pertanian.
Belanja Strategis untuk Stabilitas Harga dan Produksi
Selain sektor pangan, pemerintah terus mengakselerasi realisasi belanja strategis. Per Oktober 2025, belanja pemerintah pusat untuk menjaga stabilitas harga dan produksi mencapai Rp266,7 triliun.
- Subsidi dan kompensasi energi: Rp192,2 triliun (untuk bahan bakar dan listrik)
- Subsidi nonenergi: Rp52,4 triliun (termasuk pupuk dan Kredit Usaha Rakyat/KUR)
- Pembangunan lumbung pangan: Rp8 triliun
- Dukungan cadangan pangan dan Perum Bulog: Rp22,1 triliun
Realisasi Belanja Negara Capai Rp2.234,8 Triliun
Hingga September 2025, pendapatan negara tercatat Rp1.863,3 triliun atau 65% dari target outlook Rp2.865,5 triliun. Angka ini mengalami penurunan 7,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
- Penerimaan perpajakan: Rp1.516,6 triliun (turun 2,9% yoy)
- Pajak: Rp1.295,3 triliun (turun 4,4% yoy)
- Bea dan cukai: Rp221,3 triliun (naik 7,1% yoy)
Sementara itu, belanja negara terealisasi sebesar Rp2.234,8 triliun atau 63,4% dari outlook, mengalami kontraksi 0,8% (yoy). Rinciannya:
- Belanja pemerintah pusat: Rp1.589,9 triliun (turun 1,6% yoy)
- Belanja Kementerian/Lembaga: Rp800,9 triliun
- Belanja non-K/L: Rp789 triliun
- Transfer ke daerah: Rp644,9 triliun














