Langka! Mahasiswa Diskusi Bareng Wali Kota Bekasi di Bawah Flyover Bahas Masa Depan Ruang Publik

  • Bagikan

KOTA BEKASI – MitraBangsa.News Suasana tak biasa terjadi di bawah Flyover Kalimalang, Kota Bekasi. Puluhan mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berkumpul dalam forum diskusi terbuka bersama Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Senin malam (10/6/2025).

Diskusi santai namun penuh gagasan ini menjadi wadah dialog terbuka antara pemimpin kota dan generasi muda. Tema yang diangkat tak kalah menarik: masa depan ruang publik di Kota Bekasi.

Malioboro-nya Bekasi? Kenapa Tidak!

Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi, Faisal, yang turut hadir dalam forum tersebut mengapresiasi kegiatan ini dan menyampaikan gagasannya agar Bekasi memiliki ruang publik ikonik seperti Malioboro di Yogyakarta.

“Kota Bekasi juga punya potensi. Tinggal bagaimana kita mengelola ruang-ruang terbuka dengan identitas khas kita sendiri,” ujar Faisal.

Tri Adhianto Hidupkan Mimpi Kalimalang Jadi Wisata Air

Menanggapi usulan tersebut, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengungkapkan bahwa dirinya sejak lama memiliki mimpi menjadikan kawasan Kalimalang sebagai wisata air dan ruang publik terpadu, bahkan sejak menjabat sebagai Kepala Dinas PUPR Kota Bekasi.

“Kalimalang ini pernah dijanjikan jadi wisata air oleh Gubernur Jawa Barat. Sekarang kita mulai hidupkan kembali mimpinya. Sungai itu bisa jadi dua arah: transportasi dan pariwisata,” jelasnya.

Tri menegaskan bahwa revitalisasi kawasan Kalimalang sudah dimulai, salah satunya di sekitar Pangeran Jayakarta, dan akan terus diperluas seiring dengan program pembangunan berkelanjutan yang melibatkan partisipasi publik.

Ruang Hijau Masih PR Besar

Selain membahas potensi sungai dan ruang publik, Tri Adhianto juga menyoroti pentingnya pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bekasi. Berdasarkan aturan, setiap kota diwajibkan memiliki 30% ruang terbuka, dengan 0,4% di antaranya wajib benar-benar hijau.

“Saat saya masih Plt Wali Kota, saya targetkan minimal dua taman di setiap kelurahan. Dan ini terus kita kembangkan. Rehabilitasi taman-taman menjadi fokus, selain upaya mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas hidup warga,” ujarnya.

Tri juga menegaskan bahwa setiap pengembang properti ke depan akan diwajibkan menyediakan RTH sebagai bagian dari proyek mereka, demi menjaga keseimbangan ekosistem kota.

Forum Rakyat, Harapan Baru

Diskusi di bawah flyover ini mendapat sambutan hangat dari warga dan mahasiswa. Tidak hanya menciptakan suasana akrab, tetapi juga membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi secara langsung kepada pemangku kebijakan.

“Diskusi seperti ini harus sering dilakukan, agar kebijakan kota lahir dari interaksi langsung dengan warganya,” ujar salah satu mahasiswa GMNI.//***ADV

  • Bagikan