Kegiatan Dinas

Wawali Bekasi Harris Bobihoe: Habib Ali Bin Sholeh Alatas Sosok Ulama Kharismatik Dan Simbol Kerukunan

8
×

Wawali Bekasi Harris Bobihoe: Habib Ali Bin Sholeh Alatas Sosok Ulama Kharismatik Dan Simbol Kerukunan

Sebarkan artikel ini

MitraBangsa.Online Kota Bekasi – Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya ulama kharismatik asal Bekasi, Habib Ali bin Sholeh Alatas. Pendiri Majelis Taklim Ar-Ridhwan itu meninggal dunia pada usia 76 tahun dan dikenal luas sebagai tokoh pendakwah berpengaruh hingga mancanegara.

“Beliau adalah ulama besar dengan kontribusi luar biasa. Banyak masyarakat yang antusias mengantarkan kepergiannya,” ujar Wawali Harris Bobihoe, Senin (14/4).

Menurut Harris, Habib Ali merupakan tokoh nasional asal Bekasi yang dikenal hingga ke negara-negara tetangga seperti Brunei Darussalam dan Malaysia. Kiprah almarhum selama puluhan tahun dianggap sangat berjasa dalam menjaga kemaslahatan masyarakat dan memperkuat ketahanan nasional melalui dakwah dan pendidikan agama.

“Kami berencana akan mengusulkan pengabadian nama beliau sebagai nama jalan di Bekasi. Melalui Peraturan Wali Kota (Perwal) sebagai payung hukum. Saya kira, Pak Wali juga setuju,” imbuhnya.

Habib Ali tak hanya dikenal karena kiprah keulamaannya, tetapi juga karena perannya sebagai simbol harmonisasi sosial di Kota Bekasi. Dikenal hidup berdampingan secara damai di tengah lingkungan multikultural, kediaman almarhum berada bersebelahan dengan komunitas Tionghoa dan klenteng yang ada di sekitarnya.

“Beliau menjadi simbol dari harmonisasi, simbol dari kerukunan antar etnis maupun agama. Majelis yang didirikan beliau berada berdampingan dengan klenteng, dan hidup rukun serta saling menghormati satu dengan lainnya. Ini menjadi contoh nyata kehidupan bermasyarakat yang patut diteladani,” jelas Harris.

Habib Ali bin Sholeh Alatas telah berdakwah secara konsisten di Bekasi sejak tahun 1980-an. Ia dikenal sebagai pribadi sederhana, bersahaja, namun tegas dalam menyampaikan ajaran agama dengan penuh kasih dan toleransi. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga dan santri, namun juga bagi masyarakat Bekasi secara luas.

Jenazah Habib Ali dimakamkan di lingkungan Majelis Taklim Ar-Ridhwan, yang telah menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial di Kota Bekasi selama puluhan tahun.

“Bekasi kehilangan satu sosok panutan. Tapi insya Allah, nilai-nilai yang beliau ajarkan akan terus hidup bersama masyarakat, tutup Wawali Harris Bobihoe.//***ADV MitraBangsa.Online.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *