MitraBangsa.Online, Kota Bekasi – Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, memberikan instruksi tegas kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang beroperasi di kantin-kantin milik Pemerintah Kota Bekasi untuk mulai mengumpulkan limbah minyak jelantah hasil aktivitas usahanya, mulai Jumat pekan depan.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Wali Kota saat meninjau kegiatan rutin Bank Sampah Induk Patriot (BSIP), Jumat (25/07), yang berlangsung di lingkungan Pemkot Bekasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin setiap Jumat yang melibatkan penimbangan sampah dari berbagai kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Tri Adhianto menyoroti persoalan limbah minyak goreng bekas yang selama ini sering dibuang ke saluran air, yang dapat menimbulkan bau tidak sedap serta menyebabkan penyumbatan saluran pembuangan.
“Mulai Jumat depan, seluruh kantin di empat titik lokasi kantor pemerintahan, yaitu Kantor Wali Kota di Jalan Ahmad Yani, Gedung Papak Juanda, Dinas Pendidikan, dan Gedung Teknis Bersama (GTB), wajib menyediakan drum untuk menampung minyak jelantah dari UMKM. Ini harus sudah siap,” tegas Tri Adhianto.
Ia menjelaskan, pengumpulan minyak jelantah ini akan dikelola langsung oleh BSIP yang selama ini aktif dalam pengelolaan sampah anorganik, baik dari instansi pemerintah maupun masyarakat umum.
“Ini bukan sekadar soal lingkungan, tapi juga soal kesadaran kolektif. Minyak jelantah sebenarnya masih memiliki nilai guna – bisa diolah menjadi produk ramah lingkungan, seperti biodiesel. Jangan lagi dibuang sembarangan,” katanya.
Langkah ini sekaligus menjadi bagian dari upaya edukasi dan transformasi perilaku pelaku usaha skala kecil agar lebih peduli terhadap pengelolaan limbah rumah tangga, khususnya yang berpotensi mencemari lingkungan.
Dengan adanya kebijakan ini, Pemerintah Kota Bekasi berharap dapat memberi contoh nyata dalam pengelolaan sampah berbasis komunitas serta mendorong UMKM untuk turut berperan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan kota.//***ADV
