Kementerian ESDM Evaluasi Penyebab Kelangkaan BBM di SPBU Swasta, Bukan Karena Kuota Impor

  • Bagikan

MitraBangsa.Online – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa kelangkaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik swasta bukan disebabkan oleh keterbatasan kuota impor.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menegaskan bahwa pemerintah telah memberikan izin impor BBM kepada badan usaha swasta, bahkan dengan tambahan kuota sebesar 10 persen lebih banyak dibanding tahun 2024.

“Dengan adanya penambahan 10 persen, artinya asumsi kami suplai seharusnya cukup. Jadi kelangkaan ini harus kami petakan lebih lanjut,” ujar Yuliot usai acara peresmian Tahap FEED Abadi Masela, Kamis (28/8/2025).

Kementerian ESDM Lakukan Penelusuran

Yuliot menyebutkan bahwa pihaknya masih melakukan evaluasi dan pemetaan mendalam terhadap penyebab terganggunya distribusi BBM di SPBU non-pertamina tersebut.

“Kalau memang terjadi kelangkaan, kami harus cari tahu penyebabnya secara detail. Ini masih dalam proses evaluasi,” tegasnya.

Masalah BBM Swasta Sudah Berulang

Kelangkaan BBM di SPBU swasta seperti Shell dan BP-AKR bukan kali ini saja terjadi. Fenomena serupa sempat mencuat pada Januari dan Februari 2025, saat itu keterlambatan dalam proses perizinan impor disebut menjadi penyebab utama.

Namun kini, Yuliot memastikan bahwa proses perizinan dan alokasi BBM sudah diberikan sejak awal tahun, karena kuota impor ditetapkan secara tahunan.

“Kuota sudah ditentukan untuk satu tahun penuh. Maka dari itu, harus kita lihat lagi apa faktor lain yang menyebabkan gangguan pasokan,” tambahnya.

Shell dan BP-AKR Akui Gangguan Distribusi BBM

President Director Shell Indonesia, Ingrid Siburian, mengonfirmasi bahwa beberapa produk BBM andalan Shell, seperti Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ memang sedang tidak tersedia di sejumlah SPBU.

“Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa produk BBM kami saat ini tidak tersedia di beberapa jaringan SPBU hingga waktu yang belum dapat ditentukan,” ungkap Ingrid.

Kondisi serupa juga terjadi di SPBU milik BP-AKR. Presiden Direktur BP-AKR, Vanda Laura, menyebutkan bahwa produk BP Ultimate dan BP 92 mengalami keterbatasan stok di beberapa titik layanan.

“Saat ini beberapa jaringan SPBU BP mengalami keterbatasan stok BBM, sehingga tidak bisa melayani penjualan secara lengkap,” jelas Vanda.

Menteri ESDM: Negara Tetap Andalkan Pertamina

Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa seluruh perusahaan swasta telah mendapatkan kuota impor, bahkan jumlahnya meningkat dari tahun sebelumnya.

“Kuota impor BBM untuk perusahaan swasta sudah diberikan dan naik 10 persen dari tahun 2024,” ujar Bahlil, Rabu (27/8/2025) di Istana Negara.

Bahlil juga menegaskan bahwa negara tetap memegang kendali penuh terhadap kebutuhan energi masyarakat, dan Pertamina akan tetap menjadi garda terdepan dalam penyaluran BBM secara nasional.

“Hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Maka dari itu, peran Pertamina akan terus kita perkuat,” tegasnya.


MitraBangsa.Online akan terus mengikuti perkembangan investigasi Kementerian ESDM terkait penyebab kelangkaan BBM di SPBU swasta dan menyajikan informasi terkini bagi masyarakat.

  • Bagikan